Literasi Bukan Sekadar Membaca: Temukan di Bazar dan Bedah Buku Kenduri Sastra #4
Literasi Bukan Sekadar Membaca: Temukan di Bazar dan Bedah Buku Kenduri Sastra #4
Program Studi Sastra Indonesia (Prodi Sasindo) bersama Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia (HMPrisai) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menghidupkan semangat literasi melalui kegiatan “Bazar dan Bedah Buku” yang menjadi bagian dari Festival Kenduri Sastra #4.
Kegiatan ini berlangsung selama dua pekan dengan Bazar Buku, yakni pada 22, 23, 27, dan 28 Mei 2025. Bazar ini menghadirkan beberapa penerbit ternama, seperti Andi Offset, Divapress, Obor, Rajagrafindo, Istana Agency, dan UII Press. Suasana bazar cukup meriah karena banyak mahasiswa dari dan luar UAD yang datang berburu buku-buku sastra dan ilmu bahasa dengan harga terjangkau.
Tidak hanya berbelanja buku, mahasiswa juga diajak untuk menyelami lebih dalam makna literasi lewat kegiatan Bedah Buku yang diadakan pada 27 dan 28 Mei 2025. Dengan mengangkat tema “Sastra Populer dalam Sorotan”, sesi ini membedah dua karya sastra populer yang tak hanya menarik dari sisi cerita, tetapi juga kaya akan isu sosial dan psikologis.
Pada hari pertama, menghadirkan pemateri Risen Dhawuh Abdullah yang mengupas novel “Di Tanah Lada” karya Ziggy Z. Novel ini menggambarkan pengalaman batin anak bernama Salva yang hidup dalam keluarga penuh kekerasan. Diskusi menyoroti bagaimana pola asuh dan kekerasan dalam rumah bisa membentuk cara berpikir anak. Anak-anak punya perspektif jernih yang sering diabaikan orang dewasa dan berkaitan dengan cerita yang menggunakan isu nyata seperti kekerasan terhadap anak dan pentingnya kasih sayang dalam pendidikan awal.
Lalu, pada hari kedua, pemateri Dhimas Bima Shofyanto membedah buku klasik “The Little Prince” karya Antoine de Saint-Exupéry. Meski sudah lama diterbitkan, buku ini tetap menyentuh banyak hati karena pesan-pesannya yang dalam. Dalam bukunya, terdapat beberapa poin yang cukup menarik, yakni di dunia orang dewasa yang penuh tuntutan, sering kali kita lupa bagaimana cara melihat sesuatu dengan hati yang polos seperti anak-anak. Kita jadi terlalu sibuk mengejar uang, barang, dan hal-hal yang tampak dari luar sampai lupa apa yang sebenarnya penting dalam hidup.
Dalam cerita “The Little Prince”, tokoh Mawar mewakili cinta yang tampaknya lemah, tapi sebenarnya sangat berharga. Mawar mengingatkan kita bahwa cinta dan hubungan dengan orang lain perlu dijaga dan dirawat, bukan hanya dibiarkan begitu saja.
Kegiatan Bedah Buku ini dihadiri oleh mahasiswa dan perwakilan organisasi di lingkungan Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK). Kegiatan ini tidak hanya mengajak peserta untuk membaca, tapi juga menganalisis, mengkritisi, dan mengaitkan isi bacaan dengan konteks sosial yang lebih luas.
Bagi mahasiswa linguistik dan sastra, bedah buku bukan sekadar diskusi biasa. Ini adalah ruang bertemunya wacana, tempat berlatih membaca teks secara kritis dan menafsirkan makna secara kontekstual. Di sinilah literasi dipraktikkan secara aktif membaca bukan hanya soal memahami isi, tetapi juga mengolah makna, membangun dialog, dan menyuarakan gagasan.
Melalui kegiatan seperti ini, literasi menjadi pengalaman sosial dan akademik yang nyata. Bedah buku menjadi bagian penting dalam proses belajar mahasiswa Sasindo bukan cuma sebagai agenda acara, dan menjadi bagian dari suasana belajar di kampus yang ikut membentuk pola pikir serta cara mahasiswa dalam menggunakan dan memahami bahasa. (put/sus)