Sastra Indonesia UAD Perkuat Kerjasama dengan Indonesian & Malayan Studies BUFS Korea Selatan
Program Studi Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi salah satu program studi yang tergabung dalam konsorsium (Asean Internasional Mobility Students) AIMS. Melalui konsorsium AIMS ini, prodi Sastra Indonesia dapat menjalin kerja sama dengan jurusan Indonesian and Malayan Studies, Busan University of Foreign Studies (BUFS) Korea Selatan. Salah satu bentuk kegiatan kerjasama yang telah dilaksanakan kedua program studi adalah pertukaran mahasiswa baik inbound exchange maupun outbond exchange.
“BUFS telah mengirimkan mahasiswa selama dua kali periode mulai dari tahun 2020, sebagai balasan dari Sasindo UAD juga mengirimkan mahasiswa selama dua kali periode untuk mengikuti short course ” ujar Intan Rawit Sapanti, S.Pd., M.A. selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia saat diwawancari reporter (27/11/22).
Dari kerja sama tersebut, Intan menyebutkan peluang berkuliah di luar negeri terbuka sekali khususnya untuk mahasiswa program studi Sastra Indonesia. Salah satunya melalui skema beasiswa AIMS atau ICT yang diberikan oleh Kemdikbud. Skema jalur mandiri juga tersedia, berkat kerjasama yang telah disepakati kedua program studi sepakat untuk memberikan tuition waive atau penghapusan biaya SPP di kampus masing-masing.
Intan meyampaikan jika ingin mendapat beasiswa AIMS banyak yang harus dipersiapkan, salah satunya tes TOEFL dengan skor 500.
“Biasanya seleksi beasiswa AIMS di awal tahun. Kalau bisa dapat beasiswa ya semuanya beneran gratis, bahkan dapat uang saku. Tapi kalau tidak mau ribet ya bisa pakai uang sendiri, tidak ada syarat TOEFL dan sudah gratis SPP”
Keuntungan menjalin kerja sama dengan universitas lain adalah adanya keringanan biaya. Intan menyebutkan mahasiswa BUFS yang datang pertukaran ke Indonesia tidak membayar biaya kuliah. Pun demikian dengan mahasiswa UAD yang ke sana juga, tidak perlu membayar biaya kuliah. Mereka hanya perlu menyiapkan biaya untuk tiket dan biaya hidup selama satu semester di sana.
Selain pertukaran mahasiswa, Intan juga menyebutkan salah satu program yang tengah digarap saat ini adalah program KKN internasional selama satu bulan.
“Ada program KKN di Seoul, kita kerja sama dengan PCIM Seoul dan mereka bersedia membantu kalau ada yang mau mengikuti KKN Internasional ini,” sebut Intan.
Berbeda dengan program pertukaran yang menyediakan beasiswa, Intan mengatakan KKN internasional ini mahasiswa menyiapkan biaya sendiri.
“Dulu ada dua mahasiswa Sasindo yang mengikuti KKN internasional. Kurang lebih dana yang disiapkan 10 juta rupiah. Dengan jumlah segitu sudah mem-back up semuanya selama satu bulan KKN disana.”
Intan menyampaikan harapannya agar ke depannya Sastra Indonesia UAD tidak hanya menerima mahasiswa dari luar, tetapi juga bisa mengirim mahasiswa ke sana.
“Sebisa mungkin mahasiswa Sastra Indonesia atau UAD bisa memanfaatkan peluang ini baik melalui skema beasiswa maupun jalur mandiri karena benefit yang didapat banyak sekali diantaranya jaringan internasional, pengalaman hidup, mengasah mental, yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi para mahasiswa di masa mendatang” ucap Intan. (MNK)