Mahasiswa Sastra Indonesia Bagikan Pengalaman Ikuti Program AIMS 2024 di Korea Selatan
Mahasiswa Sastra Indonesia Bagikan Pengalaman Ikuti Program AIMS 2024 di Korea Selatan
Fariz Noval Fauzi, mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia (Prodi Sasindo) Angkatan 2021, berbagi pengalamannya mengikuti program ASEAN International Mobility for Students (AIMS) di Korea Selatan. Ia menceritakan bahwa dirinya telah mencoba mendaftar sejak 2023 namun gagal. Fariz mengakui skor TOEFL yang didapatnya saat itu belum memenuhi syarat.
Tak menyerah, Fariz kembali mencoba pada 2024 setelah rutin mengikuti tes TOEFL dan akhirnya lolos. Selain tantangan akademik, ia juga harus mempersiapkan dana pribadi untuk biaya visa dan medical check-up, mengingat sistem bantuan dana AIMS menggunakan metode reimburse atau talangan. Setibanya di Korea Selatan, ia mengalami gegar budaya (culture shock) terutama dalam hal budaya dan kebiasaan sehari-hari. Namun dengan perlahan, dirinya pun mampu beradaptasi dengan bantuan buddies (pendamping) dari kampus.
Selama satu semester, Fariz mengambil empat mata kuliah, yaitu Practicing Korean for Foreigners, Korean Society in Movies, Reading Korean Society, dan Indonesian Malaysia Tandem Class. Ia mengungkapkan bahwa mata kuliah Tandem menjadi pengalaman paling berkesan karena mempertemukan mahasiswa dari berbagai negara untuk belajar budaya bersama. Tantangan terbesar baginya adalah kelas Practicing Korean yang seluruh pengantarnya menggunakan bahasa Korea tanpa bantuan bahasa Inggris. Fariz juga menyoroti betapa ambisiusnya mahasiswa Korea Selatan saat menjelang ujian. Mereka akan memadati perpustakaan kampus hingga subuh. Di sisi lain, ia merasa mahasiswa Indonesia lebih unggul dalam bersosialisasi karena keterbatasan bahasa menjadi penghalang bagi sebagian mahasiswa Korea Selatan.
Fariz menilai bahwa program AIMS merupakan keunggulan besar yang dimiliki Prodi Sasindo UAD karena mampu memperluas wawasan mahasiswa dalam memahami dunia global sekaligus memperkuat identitas mereka sebagai pembelajar sastra. Ia juga berpesan kepada mahasiswa lain untuk mulai meningkatkan kemampuan bahasa Inggris sejak dini agar mempermudah seleksi program ini. “Semoga program ini terus ada karena benar-benar membuka wawasan dan memberikan kesempatan besar buat mahasiswa Sasindo yang mau belajar di luar negeri,” ungkap Fariz. (put/sus)