Mahasiswa Untidar Magang di Sastra Indonesia UAD: Pengalaman Baru Sebagai Pengajar BIPA
Program magang menjadi salah satu cara bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja. Salah satunya adalah Muhammad Firzaq, mahasiswa semester 7 dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Tidar (Untidar), Magelang. Bersama timnya, Firzaq memilih Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai tempat untuk melaksanakan magang.
Firzaq menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari perkuliahan yang diadakan oleh kampus dengan opsi memilih lokasi magang sendiri atau berdasarkan rekomendasi kampus. Ia dan timnya memilih UAD karena lokasi yang strategis serta adanya program pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang sesuai dengan bidang mereka. Selain itu, pengalaman bertemu dengan mahasiswa asing menjadi daya tarik tersendiri.
Selama magang, Firzaq mendapatkan banyak pelajaran berharga, terutama tentang bagaimana menjadi pengajar yang efektif di kelas BIPA. Ia menyadari bahwa mengajar mahasiswa asing membutuhkan kesabaran ekstra, mengingat perbedaan kemampuan bahasa di setiap kelas. “Kalau di kuliah biasa kita bisa langsung berbicara cepat, tapi kalau di kelas BIPA harus menyesuaikan tempo agar mahasiswa bisa memahami,” ujarnya.
Magang selama satu bulan ini dimulai pada awal November. Program tersebut memberikan kesempatan bagi Firzaq untuk belajar banyak teknik mengajar, seperti memanfaatkan permainan agar suasana kelas lebih menarik. “Permainan seperti tepuk tangan atau sambung kata membantu mahasiswa lebih bersemangat,” ungkapnya.
Namun, Firzaq menyadari pentingnya penguasaan bahasa asing untuk mendukung komunikasi dengan mahasiswa BIPA. Meskipun sebagian besar pengajaran dilakukan dalam bahasa Indonesia, kemampuan memahami bahasa asing sedikit banyak akan membantu.
Ia juga berbagi tips untuk mahasiswa lain yang ingin magang di UAD, terutama di program BIPA. “Persiapkan diri dengan baik, misalnya dengan membawa materi tambahan atau permainan yang menarik. Hal ini dapat membantu mahasiswa asing belajar lebih nyaman,” sarannya.
Firzaq mengaku sangat senang selama magang di UAD. “Saya mendapat banyak kenalan baru, dosen-dosen hebat, dan pengalaman mengajar yang berharga,” ujarnya. Ia berharap program BIPA di Sasindo UAD semakin berkembang dengan menambahkan variasi metode pembelajaran agar mahasiswa tidak mudah bosan.
Melalui pengalaman magang ini, Firzaq merasa lebih percaya diri untuk menjadi pengajar yang kreatif dan inovatif di masa depan. Semangat dan pembelajarannya selama magang di UAD diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk mencoba pengalaman serupa. (nan/sus)