Webinar Pengajaran BIPA, Kesempatan Baik bagi Mahasiswa Sastra Indonesia UAD
(Pembicara Putri Ardhana tengah membagikan pengalamannya mengajar di luar negeri)
Program Studi Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah mengadakan webinar bertajuk “Praktik Baik Pengajaran BIPA di Austria” pada (30/06/2021). Webinar ini mengundang Putri Ardhana (pengajar BIPA di Timor Leste dan Austria) sebagai pembicara.
Intan Rawit Sapanti, S.Pd., M.A, selaku Kepala Program Studi Sastra Indonesia UAD mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk memotivasi mahasiswa Sastra Indonesia untuk ikut andil menjadi pengajar BIPA atau mengenalkan bahasa Indonesia di kancah internasional.
“Jadi workshop kemarin itu merupakan final, karena prodi Sastra Indonesia di setiap semester ada mata kuliah BIPA, jadi prodi mengusahakan tiap semester mengundang expert atau pengajar BIPA yang sudah berpengalaman,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, intan menyatakan bahwa tujuan diadakannya pengajaran BIPA di Sastra Indonesia UAD juga berdasarkan pada upaya pemerintah dalam menambah fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional. Hal tersebut seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa dan lambang negara serta lagu kebangsaan Pasal 44 ayat 1,2 dan 3.
Intan menginginkan, tujuan akhir diadakannya webinar supaya ada satu atau dua mahasiswa yang tergerak atau fokus untuk menekuni bidang Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Sebab menurutnya bekal keilmuwan mahasiswa Sastra Indonesia sudah banyak, yakni bekal ilmu budaya, sastra, dan bahasa yang tidak dimiliki jurusan lain.
“Seperti yang dibilang Miss Ardhana kemarin, ada sentuhan-sentuhan budaya seperti menyanyi, menari, atau membuat sesuatu yang berhubungan dengan budaya Indonesia,” imbuh Intan terkait bekal yang bisa dimiliki mahasiswa yang ingin menekuni BIPA.
Intan mengatakan, dengan mengundang pengajar BIPA secara langsung, diharapkan mahasiswa mengetahui pengalaman yang pernah dialami pengajar tersebut. Hal ini seperti persiapan menyiapkan materi pelajaran, hambatan, dan karakteristik pembelajar BIPA di luar negeri.
“Diharapkan para mahasiswa itu memiliki pengalaman yang nyata dari first hand, pengajar tersebut,” tutup Intan.
(FN)