Teliti Kasus Pembunuhan Berencana di Malang, Tulisan Mahasiswa Sasindo Berhasil Tembus Sinta 3
Teliti Kasus Pembunuhan Berencana di Malang, Tulisan Mahasiswa Sasindo Berhasil Tembus Sinta 3

Mahasiswi Sastra Indonesia angkatan 2022, Putri Nirma Lailiyani, kembali menorehkan prestasi melalui publikasi artikel keduanya berjudul “The Implementation of Forensic Linguistics in a Premeditated Murder Case in Malang” yang dimuat di Humanis: Journal of Arts and Humanities. Artikel ini mengangkat analisis linguistik forensik terhadap barang bukti tulisan yang ditinggalkan oleh terdakwa dalam sebuah kasus pembunuhan berencana di Malang. Putri menjelaskan bahwa tulisan tersebut dianalisis menggunakan pendekatan sosiolinguistik untuk mengidentifikasi campuran bahasa dan dialek khas yang mengarah pada profil Terdakwa.
Ketertarikannya pada bidang linguistik forensik bermula dari pengalaman perkuliahan yang menghadirkan simulasi persidangan. Ia mengaku awalnya takut melihat dokumen kasus yang menampilkan foto potongan tubuh mayat, namun lambat laun mulai terbiasa hingga mampu fokus pada analisis bahasa yang diperlukan. Dibandingkan publikasi pertamanya, Putri merasakan tekanan yang jauh lebih besar. Proses bimbingan sejak Mei hingga terbit pada November menjadi perjalanan yang penuh tantangan, terlebih setelah naskahnya sempat ditolak oleh jurnal terindeks Sinta 2 sebelum akhirnya diterima di Sinta 3 atas saran dosen pembimbingnya, Irwan Suswandi, M.Hum.
Tantangan terbesar yang ia hadapi adalah memastikan analisis forensik tidak melanggar etika dan tetap dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Meski begitu, proses ini justru membuka pengalaman tak terduga. Putri menjadi semakin berminat mendalami linguistik forensik hingga berkeinginan melanjutkan studi S-2 di bidang tersebut. Ia bahkan mulai terbiasa membaca berita kriminal dan menganalisisnya secara linguistik. Menurutnya, keberanian dan rasa ingin tahu adalah kunci untuk menavigasi dunia penelitian yang intens ini.
Kesuksesan publikasi ini tidak lepas dari dukungan orang tua, dosen pembimbing Irwan Suswandi, M.Hum, serta Tsurayya Yusra Zahirah Zahra, S.Pd., M.A. yang banyak memberikan arahan selama proses penulisan. Putri juga menyebut Via sebagai teman seperjuangan dalam bimbingan, revisi, hingga akhirnya artikel tersebut resmi tayang. Ketika mengetahui artikelnya terbit, ia mengaku menangis bangga karena perjuangan dan tekanan panjang akhirnya terbayar tuntas.
Dari dua pengalaman publikasi yang telah ia tempuh, Putri menegaskan pentingnya kesabaran, kemauan untuk terus membaca, serta menjaga konsistensi menulis. Ia berpesan kepada mahasiswa lain agar memahami topik yang ingin ditulis, memiliki tujuan yang jelas, dan tidak takut mencoba. Menurutnya, setiap proses belajar itu wajar, dan keberanian untuk memulai adalah langkah pertama menuju kematangan akademik.
“Yang penting, tetap konsisten, terus eksplorasi, dan percaya bahwa kemampuan menulismu akan semakin matang seiring waktu”. (put/sus)



