Pengalaman Raja Sanugra sebagai Narasumber Sarasehan Universitas Udayana Bali
Raja Sanugra, mahasiswa prodi Sastra Indonesia UAD, mengaku bersyukur diberi kesempatan terlibat dalam acara Sarasehan Universitas Udayana Bali pada (30/12/2022) lalu. Sebagai narasumber, ia bercerita bahwa kegiatan yang bertema “Ruang Keberagaman Bahasa, Sastra, dan Budaya” ini memberinya ruang untuk memperkuat ingatan kembali terkait hasil penelitian yang sebelumnya ia garap.
“Ibaratnya aku ini mengulang-ulang apa yang sudah aku kerjakan, dan aku bersyukur karena selain bisa belajar kembali, mengulas kembali, sekaligus menguatkan ingatan terkait apa yang telah ku teliti dan aku juga sangat bersyukur bisa bertemu dengan teman-teman baru,” ungkapnya saat dihubungi reporter (15/01/2023).
Raja menjelaskan dalam Sarasehan Sastra, narasumber diminta untuk menyampaikan terkait hasil dari topik penelitian menurut fokusnya masing-masing. Ia sendiri lebih fokus pada penelitian budaya pada saat itu, sehingga dalam acara tersebut ia menyampaikan perspektif budaya dengan objek karya sastra.
“Aku menyampaikan hasil penelitianku dalam perspektif budaya dengan objek tetap karya sastra dan itu kuambil dari skripsiku. Objeknya kurang lebih novel “Lampuki” karya Arafat Nur yang aku bedah pakai perspektif antropologi sastra,” jelasnya.
Selain itu, Raja juga mengatakan dari Sarasehan ini ia mendapatkan hal baru yang berdampak bagi tugas akhirnya. Ia bisa kembali melihat lebih dalam literatur tentang objek penelitiannya. Dalam tugas akhirnya ini, ia mengambil satu objek ‘Dayah’ dari identitas simbol dalam novel “Lampuki” karya Arafat Nur.
“Aku lebih menemukan kekayaan khazanah pengetahuan baru terkait dayah dan persamaan atau perbedaan dengan pesantren yang ada di Jawa dan hal mendetail lainnya berkaitan dengan dayah,” ungkapnya.
Pada acara Sarasehan ini prodi Sastra Indonesia memiliki dua perwakilan mahasiswa yang menjadi narasumber. Selain Raja, ada juga Adnin yang saat itu menyampaikan terkait fokus penelitian linguistiknya. (Ren)