Sastra Indonesia UAD Mendapatkan Hibah dari Kemendikbud RI
Program studi Sastra Indonesia UAD mendapatkan dana hibah dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2021.
Intan Rawit Sapanti, MA., selaku kepala program studi Sastra Indonesia menuturkan, hibah yang diperoleh ada dua macam, yakni Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KSKI MBKM) dan Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI). Hibah ini ditujukan untuk pengembangan program kampus mengajar mahasiswa (Sastra Indonesia UAD.)
“Kami mendapat dana dari Kemendikbud untuk pengembangan kurikulum, kami mendapat dana hibah ini untuk merancang tiga program, yang kami usulkan itu program riset, magang, dan pengembangan desa,” jelas Intan mengenai hibah KSKI MBKM.
Intan menuturkan, nantinya program studi akan bekerja sama dengan mitra yang telah direncanakan seperti, Balai Bahasa Yogyakarta (BBY), Kantor Bahasa NTB, dan desa yang sedang direncanakan.Riset yang akan dilaksanakan bertajuk pendokumentasian sastra lisan Suku Sasak yang akan dilakukan di Kantor Bahasa NTB. Kemudian, kegiatan magang mahasiswa terkait pembelajaran bahasa bagi mahasiswa asing akan bekerja sama dengan BBY. Terakhir pengembangan desa, yang bisa diikuti oleh para mahasiswa Sastra Indonesia.
“Kami akan merencanakan sebuah program yang dapat diikuti mahasiswa. yang nantinya hasilnya akan dikonversi dalam kurikulum prodi,” imbuhnya.
Terkait besaran dana yang diberikan Kemendikbud, Intan menyebutkan hibah yang berasal dari program KMMI sebesar 80 juta, sementara KSSI-MBKM sebesar 65 juta. Selanjutnya, ia menjelaskan perbedaan khusus Pada hibah KMMI, yakni dosen diharuskan membuat cours (mata kuliah) baru, yang belum ada di kurikulum sebelumnya. Mata kuliah ini ialah ialah copy writing, yang langsung berkaitan dengan dunia industri, dengan menggandeng mitra Dini Media Advertising. Nantinya mahasiswa akan diajak menulis copy writing dengan baik, langsung dari pakar industri dan dosen.
“Diharapkan melalui program ini mahasiswa mempunyai pengalaman yang nyata, bisa langsung aplikasi ke dunia nyata. Untuk bekal, dan memperluas networking (jaringan),” harapnya.
Upaya untuk melaksanakan program yang akan dilaksanakan berupa menyusun kerja sama. Intan menargetkan akan menyusun sebuah kerjasama terlebih dulu, kemudian dokumen-dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dari kedua belah pihak, yang ketiga ialah mahasiswa bisa mengikuti program dengan manfaat yang akan didapat.
Intan mengatakan, meski prodi memiliki program sendiri, namun mahasiswa diperbolehkan mengikuti program-program diluar prodi, seperti yang terdapat dalam program Kampus Merdeka.
“Mau daftar di program-program nasional, seperti exchange, berwirausaha, magang, bela negara, itu diperbolehkan. Nanti akan kita konversi,” imbuh Intan.
“Jadi sejalan dengan tujuan Mas Menteri, untuk memberikan merdeka belajar. Biar mereka siap ketika selesai dari program studi, dan terjun di masyarakat,” tutup Intan mengenai tujuan program kampus merdeka.
(FN)