Pendaftaran Seminar Proposal Agustus 2022
Silakan akses menggunakan akun email UAD.
Seminar Proposal Sasindo UAD Agustus 2022
Silakan akses menggunakan akun email UAD.
Seminar Proposal Sasindo UAD Agustus 2022
Dokumentasi Acara
Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pengajar BIPA Tahun 2022 pada (23-25/05). Kegiatan yang berlokasi di Grand Rohan Jogja ini diikuti oleh dua dosen Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan, Tristani Apriyani S. S. M. Hum dan Intan Rawit Sapanti S.Pd., M.A.
Registrasi peserta hari pertama mencakup serangkaian acara pembukaan, pembacaan kebijakan BIPA, dan pengenalan materi. Pembahasan materi meliputi Pengembangan Silabus Bahan Ajar BIPA dan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) oleh narasumber Dr. Ari Kusmiatun, M. Hum. Kemudian materi kedua yakni Penggunaan Bahasa dalam Teks Bahan Ajar BIPA diisi oleh narasumber Dr. Wira Kurniawati, M.A.
Pelatihan hari kedua dimulai dengan materi Jenis-Jenis Teks yang disampaikan oleh narasumber Agus Siswanto, M.Pd. dan materi Pengembangan Aktivitas dan Latihan dalam Bahasa Ajar (Membaca, Menyimak, Berbicara, dan Menulis) oleh narasumber Ayuningtyas Kusumastuti, S.Pd.
Pelatihan hari terakhir yakni pada tanggal 25 Mei, peserta pelatihan melakukan Praktik Menyusun Materi Ajar BIPA yang didampingi oleh Riani, S.Pd. M.A dan Dr. Wira Kurniawati, M.A. (MNK)
Foto Narendra
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Narendra Bramantyo raih juara tiga menulis puisi pada Kompetisi Menulis Puisi dan Fotografi (KOLEGA) tingkat nasional, dengan tema Semarak Ramadhan Memupuk Budi Pekerti. Narend menjelaskan, karyanya ini mengambil sub tema sosial, bersumber pada sudut pandang orang-orang terpinggirkan. Hal ini mengangkat pesan bahwa sebagai menusia yang berada, sering kali membuang makanan, sedangkan banyak orang lain yang susah mencari makan.
“Orang-orang miskin (terpinggirkan) ini, buat buka sama sahur saja susah. Sedangkan kita buat buka sama sahur gampang, tapi malah saking gampangnya itu malah membuang-buang makanan,” jelasnya saat dihubungi penulis melalu telepon WhatsApp pada (8/05/2022).
Puisi berjudul Makrifat Siam Seorang Pinggiran Kota ini menurutnya menarik dengan penggunaan diksi yang tidak umum. Selain itu, terdapat dua kalimat yang bermakna adanya dua hati yang bertolak belakang. Satu hati mati, tidak bisa membedakan bahagia dan sedih. Sedangkan satunya lagi hidup, tetapi hilang rasa syukur.
“Masih bisa merasakan bahagia, tapi mereka engga merasa bahagia dan terus nyari kebahagiaan dengan cara membuang-buang makanan kaya tadi itu.”
Acara yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HIMPROBSI), Universitas Sebelas Maret (UNS) ini diselenggarakan untuk umum pada 6-20 Mei 2022. Meski bertepatan pada Ujian Tengah Semester, Narend mengaku tetap aman dalam pembagian waktu.
“Bukan berarti ada waktu luang terus ya, aku itu luangin waktu ketika ada tugas, ketika ada kuliah aku luangin waktunya sejam dua jam untuk menulis puisi ini.”
Ketika ditanya lebih lanjut, Ia mengatakan karyanya belum bisa dinikmati khalayak luas, sebab tidak dipublikasi secara umum oleh panitia. Namun, dalam waktu dekat Narend berencana mengirimkan karyanya ke salah satu website berbayar.
“Karena karya inikan sebenarnya belum dipublikasi kemana-mana juga,” terangnya. (Ren)
Dokumentasi Aceng Fahrudin saat mengikuti Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
Mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Aceng Ahmad Fahrudin menjadi peserta Program Merdeka Belajar Kampus Mengajar (MBKM), yang berlangsung sejak 28 Februari hingga 29 Juni mendatang. Saat ini Ia ditugaskan di SDN 5 Cileungsir, Kecamatan Rancah, Ciamis, Jawa Barat.
Aceng menjelaskan dalam pendaftaran program ini terdapat seleksi berkas dan tes daring (berisi tes numerasi, survei kebhinekaan, dan value clarification test). Saat dihubungi penulis pada (19/05) melalui WhatsApp chat, Ia menceritakan prosesnya untuk bisa mengikuti program ini.
“Pertama daftar di akun MBKM, setelah itu mengumpulkan beberapa persyaratan seperti surat rekomendasi dari kampus, fotocopy transkrip nilai, surat pengalaman organisasi, dan beberapa persyaratan lainnya,” jelas mahasiswa angkatan 2019 itu.
Aceng mengaku mendapatkan banyak keuntungan ketika bergabung dalam program ini. Tidak hanya pengalaman mengajar, Ia juga turut membantu administrasi sekolah dan beberapa kegiatan yang membuatnya belajar bersosialisasi dengan masyarakat.
“Selain menambah pengalaman terjun langsung ke lapangan, dari program ini saya juga belajar bersosialisasi dengan masyarakat, dan lebih banyak berbaur dengan mereka,” ujarnya.
Meski mengikuti program ini sembari kuliah, Ia merasa tidak mengalami kendala berarti dalam pembagian waktu. Jika terdapat jadwal yang bertabrakan, maka akan dilakukan koordinasi dengan timnya agar tetap bisa mengikuti perkuliahan selama di sekolah. Kemudian diakhir wawancara, Ia menyampaikan harapannya agar lebih banyak lagi mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini.
“Semoga dengan adanya kegiatan ini lebih banyak lagi mahasiswa yang berpartisipasi, karena banyak sekali feedback baik yang bisa didapatkan dari program ini.” (mnk)
Aisyah Akhlaqul Karimah, Wisudawan Terbaik FSBK, Periode April 2022
Alumnus Sastra Indonesia angkatan 2018, Aisyah Akhlaqul Karimah berhasil meraih gelar wisudawan terbaik. Ia mengaku sejak awal kuliah sudah menargetkan agar mendapat IPK Cumlaude dan berusaha mengumpulkan pengalaman serta prestasi. Namun Ia tidak menargetkan untuk sampai menjadi wisudawan terbaik fakultas.
“Intinya dijalani saja. Kebetulan saya mendapat IPK 3,89, lulus dalam waktu tiga tahun enam bulan,” ujar Aisyah saat dihubungi reporter melalui WhatsApp pada (18/05).
Selama menjadi mahasiswa, Aisyah berhasil meraih sederet prestasi, diantaranya juara tiga lomba Esai tingkat Internasional, juara tiga lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Nasional, juara dua lomba menulis Puisi tingkat Nasional, menjadi peserta penulis buku antologi puisi di UNIMUDA Sorong, penulis buku cerita anak, pemakalah dan presentator pada Seminar Internasional dan seminar pengabdian masyarakat, lalu menjadi peserta program pertukaran pelajar, serta menjadi peserta program pertukaran mahasiswa tanah air di 4 universitas. Ia mengaku, prestasi yang Ia raih tentunya tidak terlepas dari dukungan kampus, terutama pembimbingnya.
“Saya bisa meraih juara tingkat Internasional dan Nasional berkat bimbingan dari Bu Ririn, dan juga mendapat masukan terkait judul sehingga lebih ciamik dari Pak Laga,” ungkap Aisyah.
Di akhir wawancara, Aisyah menyampaikan sedikit tips agar bisa menjadi wisudawan terbaik.
“Lakukan apa yang kita sukai, tekuni itu. Hasil yang baik itu bonus yang akan mengikuti kita nantinya. Jadi produktif, kerjakan tugas sesuai waktunya, dan perbanyak jurnal ilmiah yang nantinya akan sangat membantu ketika membuat skripsi.” (MNK&RRI)
Ilustrasi by Pinterst
Bagai kumpulan titik nadi yang hampir lurus
Bagai pilihan jurang atau terbakar
Bagai menggenggam mawar indah melenakan
namun tanpa sadar darah mulai bercucuran
Kau tau? Inilah negeriku saat dulu di perjuangkan
Hati mulai mencerna menolak akal
Menghapus imajinasi yang semakin menyesakkan
Terbayang bambu runcing yang terus melayang di keramaian
Terlihat semangat juang bahkan saat akal menolak kemenangan
Dan di waktu yang sama
Ada penantian penuh keresahan
Beribu doa penuh harapan
Mengharap tangis haru yang akan dirasakan
Kau tau? Inilah negeriku saat dulu di perjuangkan
Kini imaji semakin mendalam
Tergambar tangis haru penuh kemenangan
Sorak bangga penuh syukur pada Sang Tuhan
Namun seketika hati kembali teriris
Terbayang akan jasad para pejuang yang bergeletakan
dengan nadi hilang fungsi
Terbayang pekikan pedih karna harus merelakan
Kau tau? Inilah negriku saat dulu di perjuangkan
Namun kini seakan kacang tak lagi mengenal pelindungnya
Bibit unggul yang diharapkan malah menjelma tikus berdasi
yang terus merongrong dengan rakusnya
Banyak gajah yang membunuh semut semena mena
Tangan lembut yang menahan pisau bagian tumpul
Akan membelah simalakama yang ada di bagian runcingnya
Kau tau? Inilah negriku yang dulu pernah di perjuangkan
Bumi pertiwi semakin pilu
Menatap runtuh pondasi kuat berjejak keringat
Hijau berganti putih bening penggores luka
Segar berganti usang sesak di dada
Bejana yang dahulu utuh
Kini terbelah tak lagi satu
Semua saling menuduh!
Lalu berbondong bondong membangun bejana baru
Berlandas ego tanpa toleransi
Persetanan semakin menjadi
Kau tau? Ini negeriku yang dulu pernah di perjuangkan
Akankah diri terus terdiam?
Menahan pahitnya kebodohan
Mengikuti alur tanpa tindakan
Meratapi nasip menyesatkan
Tidak! Tentu tidak!
Kau tau? Ini negeriku!
Negeri yang akan terusku perjuangkan (RRI)
Ditulis oleh Mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2020. Nantikan puisi keren lainnya di pekan depan, ya!
Watermark ilustrasi by Pinterest
Pergi ke pantai melihat senja
Senja memikat bak permata
Dipandang saja terlihat remaja
Nyata tulangnya tlah tua renta
Ikan laut jemur berjajar
Teri dimasak, loncat ke pipi
Niat hati untuk belajar
Kenapa malah ke pulau mimpi?
Ayang pergi membeli degan
Aku ikut membeli samyang
Niat hati, wisuda bawa gandengan
Eh si ayang malah menghilang
Beras merah beras ketan
Anak kost sibuk mencari makan
Belagak sibuk ikut kegiatan
Eh malah tugas terabaikan
Iseng-iseng memotong rambut
Pakai masker bagai dipupuk
Sana sini berkoar gabut
Pura-pura lupa tugas menumpuk!
Gimana ni teman-teman, kira-kira pantun ini sengaja nyindir kalian atau kalian ni yang merasa tersindir? Wkwk. Oiya, tunggu pantun-pantun kece selanjutnya, di pekan depan, ya!
Arinan Naja, mahasiswi Sastra Indonesia angkatan 2021, penulis Wattpad yang berhasil mendapatkan vote sebanyak 45,7 ribu
“Tapi karena saudara kembarku suka baca novel dari Wattpad, akhirnya ikut tertarik. Setelah buat akun Wattpad, aku baca deh, novel-novel yang ada di aplikasi itu.” Ungkap Arinan saat dihubungi penulis (18/04/2022).
Arinan mengaku menyukai beragam genre yang ada di Wattpad, mulai dari genre romantis, spiritual, fantasi, fiksi remaja, chicklit, humor, dan lainnya. Bermodal karya yang Ia baca inilah muncul minat tulisnya. An Introvert Girl, kisah perempuan dengan kepribadian introvert yang selalu dibully karena sifatnya itu, menjadi tulisan pertama yang Ia publish.
“Udah di publish, tapi akhirnya aku un-publish karena writter’s block.” Arinan menjelaskan hal ini bisa saja disebabkan karena tidak ada persiapan yang matang, sehingga ceritanya stuck di tengah jalan.
Pada akhir 2018, Arinan kembali menulis dengan persiapan yang lebih matang, hingga lahirlah karyanya yang berjudul Mantan Rasa Pacar yang tembus sebanyak 45,7 ribu vote. Saat ini, Ia tengah menyusun karya keduanya, Lebih Dari Teman yang ditulis sejak Mei 2021.
Menjelang akhir wawancara, Arina menambahkan bahwa kedua ceritanya ini mengangkat konflik yang tidak terlalu berat untuk remaja. Menurutnya, banyak pembaca yang sebenarnya mencari novel-novel ringan seperti itu.
“Namun meski cerita itu ringan, tetapi masih memiliki isi yang berbobot,”pungkasnya.
Tulisan-tulisan Arinan itu dapat kalian temui dari akun wattpad-nya @arinann_ . Jika ingin bersilaturahmi bersama Arinan, kalian bisa mengikutinya di akun istagram @arinann_ (mnk)
Pengumuman :
Bagi mahasiswa yang hendak mendaftar seminar proposal dapat mengisi tautan berikut ini.
Pendaftaran Seminar Proposal bulan Mei 2022
Catatan :
Mohon dipersiapkan berkas-berkas berikut ini
1. Draft proposal bab 1-3
2. Hasil Cek Plagiasi dari perpustakaan UAD (maksimal 25%)
3. Bukti Pembayaran Seminar Proposal
4. Setelah mengisi tautan harap menghubungi Kaprodi bu Intan (085742457900)
Dai Jiuying, mahasiswa China yang berhasil menyelesaikan skripsinya berjudul “Analisis Perbandingan Kata Duoshao ‘Berapa’ dan Ji ‘Beberapa’ dalam Bahasa Mandarin dan dalam Bahasa Indonesia” pada (4/12). Sidang skripsi tersebut diuji oleh Intan Rawit Sapanti, S.Pd,M.A.Prof. Drs, Soeparno, dan Dra., ANI YULIATI, M.Hum.
Alasan Jiuying melakukan penelitian tersebut karena tertarik untuk melakukan penelitian tentang “多少”dan “几” dalam bahasa Mandarin dan “berapa” dan “beberapa” bahasa Indonesia. Subjek penelitian yang gunakan berasal dari Buku Tata bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.
Hasil dari penelitian Jiuying dapat disimpulkan bahwa, “berapa” dalam Bahasa Indonesia digunakan untuk kata bantu atribut, kata bantu predikat, kata bantu objek dan kata bantu adverbial, sedangkan untuk perbedaan penggunaan “beberapa” tidak dapat digunakan untuk kata bantu objek dan kata bantu predikat dalam kedua bahasa.
(FNS)
Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Ahmad Yani (Ringroad Selatan) Tamanan Banguntapan Bantul Yogyakarta 55166
Telepon : (0274) 563515, 511830, 379418, 371120 Ext. –
Faximille : 0274-564604
Email : prodi[at]idlitera.uad.ac.id
Daftar di UAD dan kembangkan potensimu dengan banyak program yang bisa dipilih untuk calon mahasiswa
Informasi PMB
Universitas Ahmad Dahlan
Telp. (0274) 563515
Hotline PMB
S1 – 0853-8500-1960
S2 – 0878-3827-1960