Mahasiswa Sastra Indonesia UAD mengikuti Kampus Mengajar di 3T
Dua mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengikuti kegiatan Kampus Mengajar yang dilaksanakan pada 22 Maret hingga 25 Juni 2021.
Cahyaning Vika, mahasiswa pengajar (SD Negeri 3 Pasegeran, Banjarnegara) menuturkan, ia mengikuti kegiatan ini untuk berkontribusi langsung dalam membantu guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia terutama di daerah terpencil.
“Kami mahasiswa kampus mengajar dituntut untuk membantu guru dalam kegiatan pembelajaran, bukan menggantikan posisi guru dalam mengajar. Yang kedua, pengenalan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, pembiasaan literasi dan numerasi, membantu administrasi sekolah, dan yang terakhir adalah membantu dalam mempercantik kondisi lingkungan sekolah,” tutur Vika mengenai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Meski demikian, Vika juga mengungkapkan suka duka dalam menjalani kegiatan Kampus Mengajar. Menurutnya, kegiatan ini memberikan tambahan ilmu, pengalaman, dan teman. Namun, setiap waktu, untuk mengunjungi sekolah ia harus melalui jalan yang jauh, sekitar 1 setengah jam.
Tidak hanya Vika, Rama Imam Mu’arif Billah mahasiswa pengajar (SDN 1 Pampangan, Lampung Barat) juga mengikuti kegiatan Kampus Mengajar.
Dalam wawancara daring, Rama menuturkan kegiatan Kampus Mengajar mengajarkan ia praktik secara langsung menjadi seorang pendidik, selain itu bisa mengetahui tentang dunia kerja dalam bidang pendidikan.
Selain itu, kegiatan ini dinilai Rama memiliki banyak manfaat. Salah satunya mengkonversi kegiatan dengan KKN, ditambah 12 sks yang bisa di konversi dengan mata kuliah.
“Kita juga diberikan uang saku selama pengabdian sebesar 1.200.000.00 per bulan,” tambah Rama.
Sama seperti Vika, Rama juga mengungkapkan suka duka selama mengikuti kegiatan Kampus Mengajar yang akan segera selesai.
(Vika tengah mengajari siswa-siswi membuat prakarya)
“Suka duka mungkin kalo aku banyak, sukanya ketemu adek-adek di sekolah buat kita tambah semangat dalam pengabdian. Selain itu ketemu guru-guru jadi bisa belajar hal baru dan juga tambah keluarga baru, jadi pas udah mau berakhir masa pengabdian tu sedih banget,” imbuh Rama mengenai kesan selama mengikuti kegiatan.
Selain itu, Rama juga mengungkapkan harus membagi waktu kuliah dan jam mengajar yang kadang waktunya bersamaan.
“Jadi harus bagi waktu dan kurang konsentrasi baik dalam kuliah atau saat ngajar,” tutup Rama.
Dilansir dari laman Kampus Merdeka Kemdikbud, kegiatan Kampus Mengajar diharapkan mampu memberikan kesempaatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan.