Mahasiswa UAD Teliti Konsep Feminine Mystique dalam Novel Home Sweet Loan
Mahasiswa UAD Teliti Konsep Feminine Mystique dalam Novel Home Sweet Loan
Sebuah penelitian menarik tentang representasi feminine mystique dalam novel Home Sweet Loan karya Almira Bastari berhasil ditulis dan dipublikasikan oleh Nina Agustina, mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2022. Penelitian ini lahir dari ketertarikan penulis setelah membaca novel tersebut dan menyadari bahwa tema feminine mystique sangat relevan untuk dieksplorasi lebih dalam.
Penulis mengungkapkan bahwa ide penelitian ini muncul ketika ia mendalami jalan cerita novel dan menemukan banyak potret yang sejalan dengan konsep yang diperkenalkan Betty Friedan pada 1963 tersebut. “Saya tertarik untuk mengeksplorasi bagaimana konsep feminine mystique digambarkan dalam novel tersebut,” ungkapnya.
Proses penulisan jurnal ini memakan waktu sekitar dua bulan, mulai dari pengumpulan data hingga publikasi. Langkah pertama yang dilakukan adalah membaca novel secara berulang, menganalisis alur cerita, serta melakukan tinjauan literatur terkait konsep feminine mystique dalam kajian sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dipilih karena mampu mengungkap makna, nilai, dan representasi yang terkandung dalam karya sastra secara mendalam. Penulis juga memusatkan perhatian pada data berupa kata-kata, narasi, dan konteks sosial budaya yang melingkupi karya tersebut.
Referensi pendukung dikumpulkan melalui Google Scholar dan sumber akademis lainnya, serta dikelola menggunakan aplikasi Mendeley. Meski begitu, penulis mengaku sempat mengalami kesulitan dalam menyusun kerangka tulisan. “Saya harus melakukan outline dan revisi beberapa kali agar ide-ide saya dapat tersusun dengan jelas dan logis,” ujarnya.
Dosen pembimbing, Dr. Tristanti Apriyani, M.Hum. menjadi salah satu pilar penting dalam keberhasilan penelitian ini. Beliau memberikan arahan, masukan konstruktif, serta membantu penulis memahami konsep feminine mystique dan aplikasinya dalam analisis sastra. Setelah melalui tahap reviu, penulis juga melakukan revisi secara teliti agar seluruh masukan dapat terimplementasi dengan baik. Selain dukungan akademis, penulis mendapat semangat dari keluarga, teman, dan pihak kampus yang menyediakan fasilitas penelitian. Menurutnya, kunci utama menyelesaikan jurnal tepat waktu dan berkualitas adalah memiliki rencana terstruktur, disiplin, komunikasi efektif dengan pembimbing, serta motivasi yang konsisten.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi akademis dalam mengkaji representasi perempuan di karya sastra populer Indonesia, sekaligus menginspirasi mahasiswa lain untuk mengangkat tema-tema kritis dalam penelitian mereka. (wid/sus)